Monday, October 31, 2011

Brand Equity.!!

Assalamualaikum hoyyyy.
tugas lagi nihh.!!

Konsep Dasar.!!


Tahukah anda dengan celana jeans Levi’s? atau mungkin anda adalah salah satu penggemar pemakai celana tersebut. Levi’s merupakan celana jeans no 1 yang cukup popular dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Levi’s diperkenalkan oleh seorang pemuda nekad dari Newyork berumur 20 tahun, bernama Levi Strauss. Profesi sehari-hari pemuda tersebut adalah penjual pakain.

Levi Strauss tidak menyangka jika jeans buatannya akan laku keras dan digemari oleh mayarakat dunia. Padahal dalam memperkenalkan produknya tersebut, ia lebih besar hanya bermodalkan nekad. Levi Strauss sangat cerdik dalam menangkap peluang. Ia tidak mau mengikuti jejak rekan-rekannya yang lebih memilih profesi sebagai penambang emas, ketika merantau ke California pada tahun 1848. Di tahun tersebut masyarakat Amerika sedang dilanda demam emas.

Di sana, Levi Strauss memperhatikan para penambang emas yang sedang bekerja. Ternyata diantara para penambang tersebut, banyak penambang memakai celana yang mudah rusak pada saat bekerja. Akhirnya, Levi Strauss mencoba membuat celana dari bahan yang tidak mudah robek dengan memesannya dari Genoa. Bahan itu di dunia pemintalan dikenal dengan istilah ‘genes’, yang sekarang orang lebih mengenalnya dengan sebutan ‘jeans’. Celana hasil karya pertamanya itu diberi merk ‘Levi’s’.

Celana jeans tersebut akhirnya menjadi pakai kebangsaan bagi para penambang emas di California, dan kini banyak masyarakat yang sering kita jumpai mengenakan celana jeans Levi’s.


Dengan memiliki ekuitas merek yang kuat Anda bisa membebaskan diri dari hukum dasar ekonomi tersebut. Anda bisa mematok harga mengikuti kemampuan value (tepatnya, customer perceived value) yang Anda tawarkan ke pelanggan. Harga yang Anda patok tidak lagi tergantung pada titik keseimbangan harga dalam kurva permintaan-penawaran. Akibatnya, Anda mampu menjadi ”price maker”, bukan ”price taker.”


Brand Equity


Brand Loyality (Loyalitas Merk)

Lihatlah Levi’s!

Levi’s di antara para pesaing terdekatnya mematok harga yang premium. Kenapa? Ya karena memang Levi’s adalah “the original” dan pionirnya celana jean. Karena sudah membuat celana jean selama 150 tahun dan selama waktu itu kinerjanya tak pernah cela, wajar kalau ekuitas merek Levi’s menjadi demikian kokoh dan bahkan karimatik. Karena ekuitas mereknya sudah demikian kokoh Levi’s sudah sangat pede (percaya diri) untuk menetapkan harga premium. Kalau Anda sering ke mall pas hari-hari besar seperti natal atau lebaran, di tengah begitu banyak merek celana jean lain yang getol memberikan diskon, Levi’s justru pede untuk tetap konsisten pada harga baku, tanpa diskon sepersen pun. Dan apakah Levi’s lebih tidak laku karena tidak memberikan diskon? Nggak juga! Levi’s menjadi price maker, bukan price taker.

Merek adalah resultan dari semua langkah yang Anda jalankan terhadap produk.

Ketika kita menentukan STP (se

gmentasi-targeting-positioning) dan diferensiasi, serta mendukungnya dengan marketing mix (strategi produk-harga-distribusi-promosi) dan strategi selling yang solid.


Name Awareness (Kesan Nama)

Strauss mencoba menjual tenda-tenda kanvas kepada para penggali tambang emas. Masa itu, Amerika memang sedang terkena demam emas. Bukannya tertarik pada tawaran Strauss, para penambang itu malah minta dibawakan celana panjang. Nama Levi's pun lahir ketika para penambang yang ketagihan celana Levi, mencari "those pants of Levi's" (celana si Levi) yang terbuat dari denim. Di Amerika, kata Levi's bersinonim dengan denim jins.

Kata jeans yang kini lekat dengan denim berasal dari peng-amerika-an kata bahasa Perancis Genes yang berarti Genoa, yaitu kota yang memproduksi celana denim di Italia, yang sebetulnya berasal dari Nimes di Perancis. Sedangkan istilah blue jeans muncul ketika Levi mencelup denimnya dengan warna indigo.


Telah lebih seabad setelah Levi memopulerkan celana jins. Kini denim tetap digemari bahkan naik kelas karena menjadi produk perancang terkenal dunia. Bahkan denim menjadi produk para perancang yang bekerja di Paris, kota yang mengutamakan keanggunan.


Perceived Quality (Kesan Kualitas)

Celana jeans Levi's bisa dikatakan menjadi fashion item andalan bagi banyak orang. Selain nyaman dan fleksibel ketika dikenakan, celana jins juga mampu memberikan sentuhan gaya dalam setiap tampilan.

Celana jeans merupakan simbol trend, terutama celana jeans bermerek yang memiliki kesan mahal, berkualitas baik dan memiliki rasa prestige tersendiri saat memakainya. Celana jeans bermerek adalah sejenis celana yang dibuat dari bahan yang keras dan kuat yang disebut denim dan memiliki harga diatas rata-rata celana jeans pada umumnya, celana jeans bermerek dikenal oleh masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Levi’s anak-anak muda di Asia memiliki brand experience yang sama dengan anak-anak muda di negara lainnya akan celana jeans Levi’s yakni autethentically.

Dari sekian banyak celana jeans yang bermerek, Levi’s merupakan merek jeans yang telah menjadi Top mind. Levi’s merupakan merek celana jeans yang telah berpengalaman dalam dunia fashion selama 150 tahun sejak tahun 1893. Levi’s pada umumnya banyak digemari oleh anak-anak, remaja maupun orang-orang dewasa yang berjiwa muda.

Sebagai the original dan pioneer celana jeans Levi’s diantara pesaingnya mematok harga premium. Karena ekuitas merek Levi’s sudah demikian kuat, Levi’s berani mematok harga premium sesuai dengan nilai dari produknya.


Brand Associations (Assosiasi Merk)

Levi's mempunyai tagline yang bertuliskan "Levis Original jeans Original people". Maksudnya bisa diterima berbagai macam kalangan. Mulai dari anak sekolah, sampai bintang film, bahkan Presiden Amrik.